Minggu, 14 November 2010

Waspada dan Berhati-hatilah dengan Tawaran Sabun Pembersih dan Pulpen di Mal dan Pameran



Teman-teman, pernahkah anda pergi ke mal atau pameran, kemudian ada seorang marketing yang menawarkan anda sabun pembersih, pulpen atau yang lain secara GRATIS kepada anda? Sebaiknya anda lebih berhati-hati dan waspada jika hal tersebut terjadi pada anda.
Setelah menawarkan sabun pembersih, pulpen atau yang lain kepada anda, dengan dibilang sebagai pemberian gratis dan Cuma-Cuma, maka anda akan di minta mampir sejenak untuk mengunjungi stand atau kiosnya.
Kemudian anda akan ditanyai nama dan nomor KTP serta nomor telpon dan alamat guna melengkapi data pengunjung. Sampai di sini semua kelihatan baik-baik saja.
Tak lama kemudian, anda akan ditanyai di sini anda pengunjung kan? sudah pernah berkunjung di sinikah, pekerjaannya apa? Sudah pernah ke PRJ kah, kegiatan dan tinggal dimana? Dan apa yang sedang dilakukannya sekarang? Dari mana? Dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan untuk mengambil hati pengunjung. (sampai di sini, mulai marketing tersebut mengorek segala info tentang pengunjung dan bisa memperkirakan orang seperti apa yang sedang di hadapi, seberapa besar kekayaan dan kemampuan membeli suatu barang).
Setelah itu, salah satu marketing akan berkata, “Terima kasih sekali bapak sudah berkunjung ke tempat kami, kami memberi bapak kesempatan untuk mengambil salah satu kupon ini, di sini ada yang bertuliskan “Maaf Anda Kurang Beruntung”, atau “Anda mendapatkan voucher dan hadiah lain”. Di coba saja pak, mungkin bapak lagi beruntung hari ini, atau mungkin akan bertuliskan Maaf anda kurang beruntung”. (Bisa dilihat kita sudah masuk ke suasananya, yang awalnya Cuma mau mengisi info pengunjung tapi hingga sejauh ini. Dan ini masih belum apa-apa).
Kita diminta memilih salah satu kupon tersebut, kita memilih, di bantu untuk menyobek kartu tersebut, dan kita di minta membukanya. Kita melihat di dalamnya selamat anda mendapatkan voucher 1.000.000, dan 2 hadiah bonus. Atau tertulis jumlah voucher yang lebih besar dari itu dan mendapatkan bonus yang lain, intinya tertera di situ bonus dan voucher. (kalau kebetulan anda mendapatkan yang “Anda Kurang Beruntung”, anda patut bersyukur karena mungkin bisa pergi dari situ, atau mungkin anda akan di minta mengulang lagi, tapi dimungkinkan semua kupon tersebut, tertera vouchernya baik dalam jumlah kecil maupun besar, tergantung keberuntungan).
Dimulailah aksi para marketing yang hebat, wajah yang turut bahagia dan mengucapkan SELAMAT kepada anda, memberi salam dan mengucapkan bahagia atas keberhasilan anda mendapatkan hadiah terbesar yang pernah ada, dan jarang-jarang yang mendapatkannya. Kemudian berkata, “Untuk memastikannya kita telpon dulu sponsor ya, nanti kalau ada kesalahan, kita bisa di potong gaji, serta untuk klaim pemenang dan kepastian hadiahnya”. Mulailah dia berbicara dengan sponsornya tersebut melalui telpon, kemudian dia bilang, “Bapak, ternyata pihak sponsor ingin langsung berbicara dengan anda untuk mengetahui kebenarannya bahwa bapak mendapatkan voucher yang besar dan mendapatkan bonus hadiah tersebut”.
Dimulailah pihak sponsor menanyakan dengan siapa berbicara, menanyakan apakah bapak mengambil kupon sendiri atau dipilihkan marketing dan di minta menyebutkan nomor yang berada di kupon tersebut, dan tak lupa mengucapkan selamat. Kita hanya manggut-manggut saja dan mungkin Cuma bilang,”Ya, sama-sama, terima kasih”. (sampai di sini kita sudah sangat jauh masuk ke dalam suasana marketing tersebut dari yang awalnya cuma ingin menulis daftar pengunjung hingga sampai mendapatkan hadiah, dan ini masih belum berakhir).
Setelah itu, kita akan ditanyai apa bapak mempunyai kartu ATM atau kartu kredit yang mempunyai logo sama dengan yang tertera di buku panduan harga barang. Jika punya, maka “Selamat” sekali lagi diucapkan “Anda mendapatkan kesempatan memilih barang mahal yang gratis, kemudian kita bisa memilih barang-barang, dan harus saat itu juga, untuk agar pihak sponsor tahu mana barang yang dipilih, akhirnya kita memilih barang itu, dan dia bilang, “Selamat” (:D selamat terus ya… :D) “Ternyata pihak sponsor telah menyetujuinya pak, selamat ya” dan dilanjutkan, “Jangan lupa traktirannya ya, minuman aja deh gak pa pa, atau seikhlasnya aja deh :D ”. Mereka mulai menyalami kita, mengucapkan selamat dan memberikan keyakinan kepada kita lagi bahwa kita benar-benar beruntung, dan baru kali ini ada yang mendapatkan hadiah seperti itu, bisa dikatakan seperti mendapatkan durian jatuh aja deh… TAPI…… (kok ada tapinya?) … untuk mendapatkan itu semua, beberapa bonus alat kesehatan, dan barang yang harganya tertera mahal, sekitar 5 jutaan ( setelah saya cek di internet, Jika di pasaran harga barang seperti itu tidak akan sampai semahal itu, mungkin sekitar 1 juta-an atau kurang, tapi ada juga salah satu barang yang harganya sepadan tapi untuk keseluruhan harga barang-barangnya sangat di atas jauh dari harga pasaran). Anda harus memilih salah satu barang dan membelinya, kita akan dipilihkan barang yang sesuai dengan kemampuan kita. (Ingat !! Pertama kita ditanyai pekerjaan dan jumlah ATM dan kartu kredit yang kita punya dan bahkan ditanya isinya berapa, sehingga akan bisa diketahui berapa kira-kira kemampuan kita dalam memberi barang, sehingga bisa dipilihkan barang yang sesuai dengan kebutuhan kita dan sesuai dengan kemampuan sedikit di atas kita)
Kemudian kita memilih barang dan harganya misal 3.999.000 dan itu akan dibilang barang paling murah yang di antara barang yang mahal di sana, kemudian dipotong voucher 1.000.000 sehingga menjadi 2.999.000, kita akan dibantu untuk mengambil uang yang kita miliki yang berada di ATM kita dengan ditanya sebelumnya ada berapa jumlah uang yang berada di ATM kita”
Kita akan di antar untuk mengambil uang, dan akan di tunggui dari jauh, dan seraya berkata “Bagaimana, bisa pak?”, sudah kita mengambil uang misal ada 900.000, kemudian kita kembali ke toko atau standnya.
Mulai dari sini, kita akan berfikir sudah seberapa jauhkah kita masuk ke suasana (Baca: Siasat) marketing tersebut, kita sudah terlampau jauh, yang awalnya ingin jalan-jalan dan membeli barang secukupnya, kita jadi beralih untuk membeli barang yang sama sekali tidak kita maksudkan untuk membelinya. Dengan diiming-imingi beberapa bonus dan hadiah barang yang mahal, yang kalau dihitung-hitung bisa mencapai 10 – 12 Jutaan. Dengan hanya membayar 3 juta kita bisa mendapatkan barang-barang yang jumlahnya 10 – 12 jutaan tentu itu merupakan hal yang menggiurkan, bisa dilihat jarak harga barang tersebut kan,hingga 75 % lebih diskonnya. Namun, apakah kita sebenarnya ingin barang tersebut awalnya? Bukankah kita hanya ingin mengisi daftar pengunjung tapi kenapa hingga sejauh ini? Inilah kehebatan marketing tersebut, ada beberapa yang bekerjasama untuk saling mendukung dan bercakap-cakap dengan kemampuannya sehingga yang awalnya kita tidak berniat membeli bahkan melihatpun tidak, ternyata kita hendak membeli, bahkan sudah mengambil uang di ATM untuk mendapatkan beberapa bonus dan hadiah barang mahal serta barang mahal yang kita pilih dengan dikurangi voucher yang ada di kupon.
Kita sudah mendapatkan uang dan memberikannya kepada marketing dan menulisnya dalam nota, masih kurang sekitar 2 jutaan. Jika kita bisa melunasinya saat itu juga maka akan mendapatkan bonus satu barang lagi. Kita bisa memilih mau melunasinya kapan saja, mau sekarang dengan mendapatkan tambahan satu bonus? Atau lain waktu? Itu terserah kita, namun kita juga ingat ada uang kita yang sudah masuk di sana. Kita pergi dan mungkin kita akan berfikir-fikir, bagaimana bisa begini? Uang 3 juta bukanlah jumlah yang sedikit? Uang sebesar itu akan lama kita kumpulkan namun bagaimana mungkin dalam hanya beberapa menit saja kita sudah ingin membeli barang-barang yang tidak kita maksudkan untuk membelinya? Dan jika mau kita batalkan ternyata uang kita sudah kita setorkan. Dan tertulis di nota, kalau DP dibatalkan maka uang tidak kembali namun akan diganti barang.
Sehingga yang bisa kita lakukan hanyalah mengecek bagaimana cara penggunaan setiap barang dan mencobanya satu-persatu. Karena kita akan membelinya. Alhamdulillah kalau memang barang itu kita butuhkan, namun bagaimana kalau barang itu kebetulan tidak kita butuhkan? Memang untuk mengambil hikmah dari setiap kejadian memerlukan latihan terus menerus.
Begitulah teman-teman, dimulai hanya dari penawaran gratis sebotol sabun pembersih, pulpen atau yang lain bisa mengakibatkan kita membeli suatu barang yang tidak kita kehendaki sebelumnya untuk membeli, bahkan dengan jumlah yang cukup besar, 3 juta bukanlah jumlah yang sedikit, dan itu akan disesuaikan dengan kemampuan orang tersebut dalam berbelanja. Ini memang, bukan seperti hipnotis atau sejenisnya, namun hanyalah keahlian beberapa orang marketing yang sudah terlatih dan memang sudah menjadi pekerjaannya untuk membuat kata-kata yang manis dan bersandiwara. Memang, akan banyak kebohongan yang dilakukannya, saya juga tidak tahu, bagaimana harta yang digunakannya jika harta tersebut didapatkan dengan cara berbohong, mengarang cerita atau bersekongkol agar barang yang dijual itu bisa dibeli. Dan akan lebih buruk lagi, jika barang yang seharusnya seharga ratusan ribu, tapi dijual hingga jutaan rupiah atau bahkan belasan juta. Bisa berkahkah hidup dan hartanya??? Apakah tidak lebih baik dengan menawarkan barang dengan baik, dengan penuh sikap sopan santun dan melayani konsumen dengan sebaik-baiknya agar konsumen tertarik untuk membelinya karena memang butuh dan barang itu penting untuk konsumen, bukan karena konsumen “TERPAKSA MEMBELI”. kalau ingin membeli atau tidak itu adalah terserah konsumen, apakah dia perlu atau tidak? Jadi tidak perlu dengan bersekongkol dan membuat sandiwara seolah-olah kelihatan benar, padahal itu semua adalah skenario yang sudah terencana.
Jadi teman-teman, jika anda menemui kejadian seperti itu, maka yang pertama yang harus anda lakukan adalah:
1. WASPADA, jangan sampai tergiur oleh tawaran dan bonus-bonus.
2. Jangan keluarkan sedikit uang pun jika anda memang benar-benar tidak ingin membeli barang tersebut.
3. BERANIKAN DIRI anda untuk MENOLAK, bilang “Maaf, saya kurang berminat”, atau “Untuk anda saja bonusnya, saya buru-buru, ada keperluan yang lain”, atau kalau memang anda ingin membeli barang tersebut, karena memang anda butuh “TAWARLAH” barang tersebut, karena barang-barang yang kelihatannya mahal tersebut sebenarnya lebih murah dari yang tertulis, seperti anda berada di pasar, gunakanlah tawar-menawar untuk mendapatkan barang yang anda inginkan. Jadi untuk barang-barang yang di mall yang sering kali tidak bisa di tawar, kalau sudah ada nilainya. Ini lain lagi, Kita tawar itu dengan harga yang minim atau kira-kira sesuai dengan kualitasnya, karena saya akui memang barang-barangnya cukup berkualitas, namun harganya saja yang tidak sesuai dengan kualitasnya. Yang seharusnya tidak sampai 1 juta atau satu juta-an ternyata di jual hingga 5 juta-an atau belasan juta.
Dan yang terakhir jika teman-teman ada yang sudah mengalaminya, maka sebaiknya tidaklah perlu untuk menyesal dan menyalahkan diri, karena jika saya hitung-hitung memang jumlah bonus-bonus dan barang yang kita beli jumlahnya sesuai dengan yang kita keluarkan atau mungkin mereka mendapatkan untung beberapa ratus ribu rupiah, atau bahkan memang harga-harga tersebut mahal di pasaran, jadi kita benar-benar mendapatkan bonus itu. Tapi, banyak juga pengalaman-pengalaman dari orang-orang yang lebih buruk dari pada yang di atas. Kita hanya bisa mengambil hikmah dari semuanya, semoga kita bisa terus waspada dan melatih diri untuk selalu menata hati dan bersyukur atas segala nikmat Allah yang diberikan kepada kita.
Bagi yang pergi ke DETOS (Depok Town Square) atau ke PRJ (Pekan Raya Jakarta) atau ke mall-mall dan pameran-pameran lain jika menemui kejadian seperti hal di atas, maka tidak perlu takut dan was-was, tapi gunakanlah sebagai pengalaman, jika memang anda tidak perlu maka katakanlah “TIDAK, Saya Tidak Berminat”, “Maaf Saya Ada Keperluan Lain”, “Buat Anda Saja Bonusnya” atau jika memang anda berminat maka TAWARLAH, sehingga yang terjadi adalah jual beli yang memang anda inginkan bukan jual beli yang terpaksa anda inginkan. SEMOGA…….
Untuk mengetahui lebih banyak dari pengalaman orang yang telah mengalaminya lebih dulu, bisa di lihat di sini namun, mungkin akan ditemukan di situ beberapa kekesalan dan ungkapan tidak suka, tanpa mengambil hikmah dari kejadian yang telah terjadi. Jadi sebaiknya kita tidak terlampau kesal dan menyesal dengan yang terjadi namun bagaimana mengambil hikmah atau pelajaran dari segala yang terjadi. Ingat,Segala Yang Terjadi di dunia ini bukanlah hanya suatu KEBETULAN saja, namun ini adalah Rencana Allah, apakah kita bisa mengambil hikmah setelah kejadian itu atau hanya berkeluh kesah dan menyesal???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download Listening Detik-Detik Inggris SMA UN 2019 Intan Pariwara Try Out 4

Download Listening Detik-Detik Inggris SMA UN 2019 Intan Pariwara Try Out 4 Berikut adalah Listening Detik-Detik Inggris SMA UN 2019 Intan...