Kamis, 20 Mei 2010

Jangan Jadi Gelas


Pada suatu hari ada seorang anak laki-laki yang mengeluhkan nasibnya. Dia merasa selalu menderita, tertimpa kesusahan dan tidak pernah mendapatkan kebahagiaan. Sehingga, dia ingin pergi menemui gurunya untuk mengurangi beban yang ada di pikirannya.

Ditemuilah gurunya disebuah rumah di pinggiran sungai yang mengalir jernih dan banyak pepohonan yang masih rindang. Di lihat gurunya duduk di pinggiran sungai dibawah pohon yang rindang. Di temuilah gurunya itu dengan mengucapkan salam dia menyapa gurunya tersebut.

Mendengar ada suara salam, gurunya membalasnya dengan senyuman. Di lihatnya orang yang memberikan salam, tanpa menunggu lama dia suruh muridnya tadi untuk duduk di sampingnya sambil berkata, “Wahai, anakku ada apa kenapa kau kelihatan sangat murung? Apa ada yang merisaukan hatimu?”, dengan sedikit basa-basi dan merasa tidak enak murid tadi berkata, “ah, nggak kek, Cuma mau jenguk kakek aja, supaya kepenatanku hilang”, “oh”, kata kakek itu menjawanya.

“kek”, anak tadi mulai mengawali percakapan, “Kenapa ya aku kok merasa selalu mendapat kesulitan, mendapatkn banyak masalah, selalu mendapatkan kesusahan dan tidak pernah merasakan kebahagiaan, pusing saya kek”, kata anak tadi. Melihat muridnya tadi berkata hal tersebut si kakek tadi tersenyum sambil berkata kepada anak tersebut, “Wahai anakku, oh, ternyata itu yang kau risaukan, baiklah coba tolong ambilin kakek segelas air dan segenggam garam di dapur”. “Buat apa kek?”, Kata anak tersebut. “sudah kerjakan saja” kata kakek tersebut sambil tersenyum kepada muridnya.

Tak selang beberapa menit, anak tadi sudah datang dengan membawa segelas air dan segenggam garam. “Ok, sekarang masukkan sebagian garam tersebut ke dalam air dalam gelas tersebut, kemudian aduk” Kata kakek tersebut. Tak banyak bertanya si anak tadi melakukan apa yang diperintah oleh gurunya. Setelah semua garam kelihatan sudah bercampur dengan air dalam gelas tersebut, berkatalah kakek tersebut, “sekarang coba kau minum air dalam gelas tersebut”. Merasa aneh dengan perintah kakek tersebut anak tadi berkata, “Buat apa kek”, “Sudah lakukan saja, kamu ke sini tadi mau menenangkan diri kan dari berbagai masalahmu”. Dengan menahan asinnya minuman tersebut, si tersebut meminum air yang berada di dalam gelas tersebut. Baru sedikit air yang di minum namum, si anak tadi sudah merasakan asinnya minuman tadi, sehingga dia meludah berkali-kali sambil berkata, “Waduh kek, asin banget”.

Melihat tingkah laku anaknya tersebut si kakek tersebut tersenyum dan mengajak anaknya untuk berjalan menuju samping sungai. “Ayo ikut kakek”, kata kakek tersebut, “ya, kek” kata murid tadi tanpa memperdulikan ke mana anak tadi akan di bawa. “sekarang kau lihat sungai yang deras itu”, kata kakek tersebut, “kau coba lempar sebagian garam yang kau bawa tadi ke sungai tersebut. Tanpa banyak Tanya dia lempar sebagian garam tersebut ke sungai. “sekarang kau coba minum air yang ada di sungai itu”, kata kakek tersebut. Tanpa menunggu lama si anak tadi melompat ke sungai dan meminum air jernih di sungai itu sepuasnya, tanpa melihat kakeknya yang sedang tersenyum melihat tingkah anaknya itu.

Setelah puas meminum air tersebut, si anak tadi kembali ke tempat kakeknya duduk, sambil mengusap bekas air yang menempel di mulutnya, “Wah, segar sekali kek”, kata anak tersebut. Sambil tersenyum kakek tadi berkata, “Wahai anakku, mengapa kakek tadi menyuruhmu untuk mengambil segenggam garam dan sebuah gelas yang berisi air, ingatlah wahai anakku, bahwa jika kau masukkan garam tadi ke dalam gelas maka apa yang terjadi?, kamu akan merasakan air yang sangat asin dan ingin kau buang, namun jika kau masukkan garam tadi kedalam sungai tadi, maka apa yang terjadi? Ternyata garam tadi tidak mempunyai pengaruh apapun dalam air sungai tersebut. Garam tadi adalah bagaikan kesedihan, penderitaan dan kesulitan yang ada di dunia ini, jika kau masukkan garam tadi kedalam hati yang sekecil gelas, maka yang terjadi adalah kau akan merasakan pusing, menderita, dan sedih. Namun jika kau masukkan garam tersebut ke dalam hati yang seluas dan selapang sungai tersebut, maka penderitaan dan kesedihanmu tidak akan mempengaruhi dirimu. Jadikanlah hatimu, hati yang yang lapang dan luas seperti sungai tersebut, yang tidak terpengaruh dengan kesedihan dan penderitaan yang kau terima, bersyukurlah kepada Allah dengan apa yang kau miliki sekarang dan jangan jadikan hatimu sesempit gelas tersebut yang akan merasakan pusing dan menderita karena masalah dan kesedihan yang ia derita. Oleh karena itu, jadikanlah hatimu seluas dan selapang sungai tersebut, jangan jadikan hatimu sesempit gelas tersebut,” Kata kakek tersebut mengakhiri nasehatnya.

“Terima kasih, kek”, kata anak tersebut, “aku mau kembali ke rumah, ingin aku dapatkan kebahagianku dengan membuat hatiku lapang menerima apapun, doakan aku ya kek”, kata anak tersebut dengan wajah yang cerah dan gembira tidak seperti dia pertama kali datang menemui kakeknya. “Ok, semoga kau mendapat kebahagiaan dan di berikan kemudahan oleh Allah, amin. Kapan-kapan main lagi ya” kata kakek tersebut. “ok, kek terima kasih, assalamu’alaikum”, kata anak tersebut. “wa’alaikum salam warahmatullah”, kata kakek tersebut menyudahi percakapannya dengan muridnya tadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download Listening Detik-Detik Inggris SMA UN 2019 Intan Pariwara Try Out 4

Download Listening Detik-Detik Inggris SMA UN 2019 Intan Pariwara Try Out 4 Berikut adalah Listening Detik-Detik Inggris SMA UN 2019 Intan...